Dalam industri drama Korea, produksi dengan anggaran besar sering kali menjadi daya tarik utama bagi para penonton. Set, kostum, efek visual, serta jajaran aktor ternama membuat ekspektasi terhadap drama semakin tinggi. Namun, besarnya biaya produksi tidak selalu berbanding lurus dengan kesuksesan. Beberapa drama justru gagal menarik perhatian penonton dan berakhir dengan rating yang mengecewakan. Berikut adalah lima drama Korea yang menelan biaya produksi besar, tetapi kurang diminati oleh penonton.
1. Arthdal Chronicles
![]() |
Sumber: liputan6.com |
Biaya Produksi : 54 miliar won (41,7 juta USD)
Rating rata-rata : 4%
Drama fantasi ambisius ini menghadirkan dunia yang megah dengan efek visual canggih. Dibintangi oleh Jang Dong-gun dan Song Joong-ki, Arthdal Chronicles awalnya sangat dinantikan. Namun, ekspektasi tinggi tersebut tidak terwujud dalam hasil akhirnya. Drama ini mendapat kritik karena dianggap terlalu mirip dengan serial barat seperti Game of Thrones dan film Apocalypto. Selain itu, beberapa adegan visual dinilai kurang rapi, sehingga mengurangi daya tariknya. Dampak dari kegagalan ini bahkan memengaruhi saham Studio Dragon Corp, yang turun hampir 10 persen setelah dua episode pertama tayang.
2. When The Stars Gossip
![]() |
Sumber: froyonion.com |
Biaya Produksi : 50 miliar won (34,9 juta USD)
Rating rata-rata : 1,8% - 3,9%
Dengan latar luar angkasa yang unik dan dibintangi oleh Lee Min-ho serta Gong Hyo-jin, drama ini diharapkan menjadi salah satu yang paling sukses. Namun, ekspektasi tersebut tidak terwujud. Sejak episode pertama, ratingnya terus menurun drastis, bahkan mencapai 1,8 persen di episode kelima. Drama ini dikritik karena alurnya yang lambat serta kurangnya orisinalitas, meskipun memiliki tim kreatif yang berpengalaman.
3. Bulgasal: Immortal Souls
![]() |
Sumber: Kompas.com |
Biaya Produksi : 40 miliar won
Rating rata-rata : 4,3%
Drama ini mengusung kisah fantasi tentang seorang pria abadi yang hidup selama 600 tahun untuk membalas dendam. Dengan konsep unik serta efek visual yang memukau, Bulgasal diharapkan menjadi drama epik. Namun, meski memiliki produksi skala besar, drama ini gagal menarik perhatian luas dan hanya memperoleh rating rata-rata 4,3 persen. Alurnya yang dianggap terlalu kompleks menjadi salah satu penyebab utama kurangnya antusiasme penonton.
4. The King: Eternal Monarch
![]() |
Sumber: ANTARA/Netflix |
Biaya Produksi : 30 miliar won
Rating rata-rata : 6,3%
Ditulis oleh Kim Eun-sook, penulis di balik Descendants of the Sun dan Goblin, drama ini seharusnya menjadi hit besar. Namun, meskipun dibintangi Lee Min-ho dan didukung Netflix, The King: Eternal Monarch gagal memenuhi ekspektasi. Konsep dunia paralel yang membingungkan serta alur cerita yang lambat membuat drama ini kehilangan banyak penonton seiring berjalannya episode. Dari rating awal yang cukup tinggi, drama ini mengalami penurunan signifikan hingga ke angka 6,3 persen.
5. Sisyphus: The Myth
![]() |
Sumber: IMDb |
Biaya Produksi : 20 miliar won (18 juta USD)
Rating rata-rata : 3,39% - 4,36%
Sebagai proyek peringatan 10 tahun JTBC, Sisyphus: The Myth mengusung konsep perjalanan waktu yang menarik. Namun, eksekusi ceritanya yang dinilai terlalu rumit dan kurang memikat membuat drama ini kehilangan daya tarik. Setelah memulai debut dengan rating cukup baik, angka tersebut justru terus menurun hingga mencapai 3,39 persen di episode mendekati akhir.
Biaya produksi yang besar tidak selalu menjamin kesuksesan sebuah drama. Faktor utama yang menentukan keberhasilan adalah kualitas alur cerita, eksekusi konsep, serta bagaimana drama tersebut mampu menarik perhatian penonton. Beberapa drama di atas membuktikan bahwa meskipun memiliki anggaran fantastis, tanpa alur yang kuat dan menarik, drama tetap bisa gagal di pasaran. Apakah ada drama lain dengan biaya produksi mahal yang menurutmu kurang sukses? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!
Referensi: Tempo.co
Komentar
Posting Komentar